Minggu, 31 Mei 2015

dear bulan Juni

dalam hidupku, telah aku janjikan kepada pemilik semua yang kumiliki saat ini. bahwa cinta kasih yang kelak aku berikan hanya pada satu nama. satu nama selain yang memiliki milikku sekarang. satu nama yang hanya menggores di hati, di lembah hati yang paling dalam, di dalam palung-palung hati yang paling dalam. Nama  yang telah terpatri disana. berwujud karang berukirkan nama dan terlukis lukisan indah tentang kamu. tentang kamu yang memberikan terumbu dan karang dalam ornamen dinding palung hatiku. yang setiap inchinya memberikan pesona dan kekaguman yang lebih akan dirimu. terumbu dan karang lain pun tak lagi menjadi incaranku untuk memenuhi dinding palung ini. karena hanya terumbu dan karangmulah yang telah mampu membuat palung ini indah. selalu menjadi singgahan terakhir ketika semua terasa sepi. ketika semua terasa sangat buruk dan palung inilah yang menjadi sandaran. bahkan terumbu dan karang pun mampu menghipnosis otakku untuk tetap berusaha. terumbu dan karang yang mampu memberikan magic bagi mataku untuk tetap memandang. memandang hiu atau piranha yang sewaktu-waktu dapat melumpuhkan aku seketika bahkan membuatku mati. 
untuk seseorang yang telah memahat palung begitu dalam dengan hiaasan terumbu karang di dinding-dindingnya, dengarlah ini. 
begitu banyak waktu yang telah kamu luangkan untuk memahat dan mengiasnya. pengorbanan yang tak ternilai oleh harta yang ada di semesta ini, haruskah berakhir dengan sekelumit tinta cumi yang menyembur di hadapanmu? 
andai saja kamu tahu, tinta itu hanya sebagai noktah hitam sekejap yang membuat hitam pandanganmu, yang bukan berati bahwa semua terumbu dan karang yang kau usahakan menjadi kelam dan sia-sia. 
terumbu dan karang yang kamu usahakan tetaplah menjadi indah sebagaimanapun buruk hitamnya tinta hitam yang terlontar. tidak pula menjadi terumbu dan karang yang sia-sia atau bahkan abu dan arang. 
tinta hitam yang ada di hadapanmu itu bukan hanya karena salah cumi yang menyemburkan namun mungkin saja kamu yang mengusiknya untuk melakukan hal itu. berpikirlah lebih dalam. bukan hanya dari sudut pandangmu namun juga sudut pandang dia, mereka yang lain. bukaan sekadar memikirkan egomu yang menghindari pengalaman masa lalu kamu. ini kenyataan yang berbeda.

prmilik dinding palung berharap, kamu kembali menghiasi dinding-dinding ini. membersihkan noda hitam bersama dan kembali membuat terumbu dan karang bersama.